I.
PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA
A. Pendahuluan
1.
Latar
belakang
Di dalam kehidupan
sehari-hari banyak sekali kita jumpai sebuah larutan contohnya sirup, kopi, teh
dll. Tubuh kita menyerap mineral,
vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Demikian pula hewan dan
tumbuhan menyerap makanan dalam bentuk larutan.
Larutan adalah
percampuran antara dua komponen zat yang mempunyai komponen baru setelah
percampuran tersebut. Percampuran tersebut terdiri atas pelarut dan larutan.
Dalam bidang
pertanian membuat larutan sangat penting sekali karena pertanian selalu
menyangkut tentang larutan. Contohnya membuat konsentrasi larutan HCl untuk
tanaman, jika terlalu banyak laruan HCl maka tananman tersebut akan layu dan
mati.
Selain dibidang
pertanian pembuatan larutan sangat penting sekali pada bidang kedokteran, salah
satu contoh saja, seorang apoteker harus mahir membuat sebuah larutan yang akan
digunakan untuk pasien dokternya. Apabila salah akan mendapat konsekuensi yang
berat.
2.
Tujuan
praktikum
Dalam percobaan
tentang Pembuatan Larutan dan Standarisasinya mempunyai tujuan sebagai berikut
:
a. Membuat
larutan 0,1 N HCl
b.
Standarisasi
HCl 0,1
c.
Menentukan
kadar Na2CO3 dengan HCl
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum kimia
dasar I tentang Pembuatan Larutan dan Standarisasinya ini dilaksanakan pada hari Selasa 22
November 2012 pukul 07.00
– 09.30 WIB di
Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
B. Tinjauan pustaka
Larutan
merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena
komponen larutan terdispersi menjadi atom molekul-molekul atau lain-lain yang
bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair atau gas. Namun lazimnya yang
disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu
pelarut dan zat terlarut (Harjadi, 2000).
Suhu pada saat cairan mendidih, dinamakan titik didih,
yaitu suhu pada saat tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Titik didih
cairan bergantung pada tekanan atmosfer pada saai itu. Semakin tinggi tekanan
atmosfer semakin tinggi suhu yang harus diberikan untuk menyamai tekanan uap.
Titik didih cairan pada 1 atm dirujuk sebagai titik diidh normal. (Brady,2004).
Dalam pembuatan larutan denga konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan dalam
praktikum. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebebnarnyaperlu dilakukan
standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang
didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (David, 2001).
Jenis zat terlarut dan
jenis zat pelarut akan mempengaruhi sifat larutan yang terbentuk. Dalam buku
ini uraian lebih menitikberatkan pada zat terlarut dalam pelarut air, dan sifat
larutannya. (Drs. Mulyono HAM, M. Pd. Membuat Reagen Kimia, 2008)
Berdasarkan zat
penyusun, larutan dapat digolongkan menjadi larutan berpenyusun dua,
berpenyusun tiga dan berpenyusun banyak.l sedangkan berdasarkan sifatnya
digolongkan mejadi larutan molekuler dan larutan elektrolit (Yahya, 1999).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a.
Gelas
ukur
b.
Labu
takar
c.
Erlenmeyer
d.
Pengaduk
e.
Pipet
f.
Biuret
2. Bahan
a. Larutan HCl pekat
b.
Larutan
Na2B4O7.10H20 0,4gr
c.
Larutan
Na2CO3 0,75gr
d.
Indikator
MO (Methyl Orange)
e.
Aquadest
3. Cara Kerja
a. Pembuatan
larutan HCl 0,1 N
a1. Memasukan
x ml HCl pekat kedalam labu takar 100 ml
a2. Menuangkan
aquades kedalam labu takar sampai batas garis.
a3. Mengocok larutan tersebut.
a4. Memindahkan
larutan HCl yang sudah dibuat kedalam labu erlenmeyer.
b. Standarisai 0,1 N HCl dengan borax.
b1. Mengambil 0,404 gr borax murni.
b2. Memasukan borax kedalam labu erlenmeyer dan melarutkan
dengan 50ml akuades + 3 tetes indikator MO.
b3. Mentitrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna
kemudian menghitung N HCl.
c. Menentuan
kadar Na2CO3
c1.
Menimbang 0,75 gr Na2CO3
dan memasukan kedalam labu takar 50ml kemudian memberi air sampai tanda.
c2.
Mengambil 10 ml kemudian
memasukan kedalam Erlenmeyer kemudian menambahkan indikator MO 3 tetes.
c3.
Mentitrasi dengan HCl yang telah dibuat, kemudian
menentukan kadar Na2CO3.
D. Hasil dan Analisis Pengamatan
1.
Hasil
Pengamatan
Tabel
1.1 Pembuatan larutan 0,1 N HCl
V HCl
|
BJ HCl
|
Kadar HCl
|
X HCl
|
1 ml
|
1,19 g/ml
|
37 %
|
0,83 ml
|
Sumber : Laporan Sementara
Tabel
1.2 Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax
(Na2B4O7.10H2O)
Borax
|
V HCl
|
Perubahan warna
|
||
Awal
|
Proses
|
Akhir
|
||
0,4 gr
|
15
ml
|
Bening
|
Orange
|
Merah muda
|
Sumber : Laporan
Sementara
Tabel 1.3 Penentuan kadar Na2CO3
Na2CO3
|
V HCl
|
Perubahan warna
|
||
Awal
|
Proses
|
Akhir
|
||
5 gr
|
0,099 ml
|
Bening
|
Orange
|
Merah
|
Sumber : Laporan Sementara
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N
X = (3,65 x
V)/10 KL
= (3,65 x 1)/10 x
1,19 x 37%
= 0,83 ml
b. Standarisasi
0,1 N HCl dengan borax (Na2CO3)
Jawab
:
= 0,00014
c. Penentuan kadar Na2CO3
Jawab :
= 9,89%
E. Pembahasan
dan Kesimpulan
1. Pembahasan
Pada proses pembuatan larutan HCl, dengan menambahkan aquades ke dalam labu
ukur sebelum HCl tersebut di masukkan ke dalam labu ukur. Labu tersebut terisi
sedikit aquades untuk mengurangi reaksi eksotermis yang akan terjadi. Setelah
itu di tambahkan akuades sampai titik tera dan kemudian mengocoknya sampai
homogen. Standarisasi larutan HCl dengan (Na2B4O7.10
H2O), memasukan larutan (Na2B4O7.10
H2O) ke dalam beker gelas kemudian masukkan pada labu ukur baru di
tambahkan akuades hingga titik tera. Lalu meyumbat 10 ml dan di masukkan ke
dalam Erlenmeyer setelah itu di tambahkan indicator MO dan mentitrasinya dengan
HCl setelah itu mengamati perubaham warna menjadi merah muda, sesegera mungkin
kran buret ditutup.
Pembuatan larutan HCl, larutan ini
akan di jadikan pelarut untuk membuat larutan berikutnya, untuk membuat larutan
ini di butuhkan VHCl 1ml, Bj HCl 1,19 gr/ml, dan kadar HCl 37% sehingga di
dapatkan HCl yang akan di gunakan untuk penitrasi adalah 0,83 ml.
Standarisasi
0,1N HCl dengan borax, standarisasi
ini dilakukan untuk mengetahui perubahan
warna pada borax dengan mentitrasi HCl dan untuk mengetahui bahwa pelarut
volume harus lebih besar dibandingkan zat yang terlarut, ini contoh nyatanya
borax di titrasi dengan HCl akan berubah warna jika titrasi sudah mencapai 15 ml, artinya pada volume 15 ml HCl volume yang tepat untuk merubah
warna borax.
2.
Kesimpulan
a.
Standarisasi larutan bertujuan untuk
menentukan konsentrasi dari larutan.
b. Untuk
mengetahui konsentrasi larutan perlu dilakukan standarisasi.
c. Perubahan
wana menunjukkan keberhasilan melakukan stadarisasi dengan catatan zat pelarut
jumlah volumenya lebih besar dari zat terlarut.
d. Volume HCL pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan 0,1 N HCL adalah
0,83.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 2004. Kimia
Universitas Asas dan Struktur Jilid 1 Edisi Keenam. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
David. W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga, Jakarta.
Drs. Mulyono HAM, M. Pd. 2008. Membuat Reagen Kimia.
Bumi Aksara. Jakarta.
Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia
Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Yahya.
1999. kimia Organik. Rineka Cipta.
Jakarta.
0 comments:
Post a Comment