Saturday, December 7, 2013

I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA

I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASINYA
A.    Pendahuluan
1.      Latar belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kita jumpai sebuah larutan contohnya sirup, kopi, teh dll. Tubuh kita menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Demikian pula hewan dan tumbuhan menyerap makanan dalam bentuk larutan.
Larutan adalah percampuran antara dua komponen zat yang mempunyai komponen baru setelah percampuran tersebut. Percampuran tersebut terdiri atas pelarut dan larutan.
Dalam bidang pertanian membuat larutan sangat penting sekali karena pertanian selalu menyangkut tentang larutan. Contohnya membuat konsentrasi larutan HCl untuk tanaman, jika terlalu banyak laruan HCl maka tananman tersebut akan layu dan mati.
Selain dibidang pertanian pembuatan larutan sangat penting sekali pada bidang kedokteran, salah satu contoh saja, seorang apoteker harus mahir membuat sebuah larutan yang akan digunakan untuk pasien dokternya. Apabila salah akan mendapat konsekuensi yang berat.
2.      Tujuan praktikum
Dalam percobaan tentang Pembuatan Larutan dan Standarisasinya mempunyai tujuan sebagai berikut :
a.       Membuat larutan 0,1 N HCl
b.      Standarisasi HCl  0,1
c.       Menentukan kadar Na2CO3 dengan HCl
3.      Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum kimia dasar I tentang Pembuatan Larutan dan Standarisasinya ini dilaksanakan pada hari Selasa 22 November 2012 pukul 07.00 – 09.30 WIB di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan pustaka
Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom molekul-molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair atau gas. Namun lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat terlarut (Harjadi, 2000).
Suhu pada saat cairan mendidih, dinamakan titik didih, yaitu suhu pada saat tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Titik didih cairan bergantung pada tekanan atmosfer pada saai itu. Semakin tinggi tekanan atmosfer semakin tinggi suhu yang harus diberikan untuk menyamai tekanan uap. Titik didih cairan pada 1 atm dirujuk sebagai titik diidh normal. (Brady,2004).
Dalam pembuatan larutan denga konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan dalam praktikum. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebebnarnyaperlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (David, 2001).
Jenis zat terlarut dan jenis zat pelarut akan mempengaruhi sifat larutan yang terbentuk. Dalam buku ini uraian lebih menitikberatkan pada zat terlarut dalam pelarut air, dan sifat larutannya. (Drs. Mulyono HAM, M. Pd. Membuat Reagen Kimia, 2008)
Berdasarkan zat penyusun, larutan dapat digolongkan menjadi larutan berpenyusun dua, berpenyusun tiga dan berpenyusun banyak.l sedangkan berdasarkan sifatnya digolongkan mejadi larutan molekuler dan larutan elektrolit (Yahya, 1999).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a.     Gelas ukur
b.    Labu takar
c.    Erlenmeyer
d.    Pengaduk
e.     Pipet
f.     Biuret
2. Bahan
a.    Larutan HCl pekat
b.    Larutan Na2B4O7.10H20 0,4gr
c.     Larutan Na2CO3 0,75gr
d.    Indikator MO (Methyl Orange)
e.     Aquadest
3. Cara Kerja
 a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N
a1.   Memasukan x ml HCl pekat kedalam labu takar 100 ml
a2.   Menuangkan aquades kedalam labu takar sampai batas garis.
a3.   Mengocok larutan tersebut.
a4. Memindahkan larutan HCl yang sudah dibuat kedalam labu erlenmeyer.
  b. Standarisai 0,1 N HCl dengan borax.
b1. Mengambil 0,404 gr borax murni.
b2. Memasukan borax kedalam labu erlenmeyer dan melarutkan dengan 50ml akuades + 3 tetes indikator MO.
b3. Mentitrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna kemudian menghitung N HCl.



c. Menentuan kadar Na2CO3
c1. Menimbang 0,75 gr Na2CO3 dan memasukan kedalam labu takar 50ml kemudian memberi air sampai tanda.
c2. Mengambil 10 ml kemudian memasukan kedalam Erlenmeyer kemudian menambahkan indikator MO 3 tetes.
c3. Mentitrasi dengan HCl yang telah dibuat, kemudian menentukan kadar Na2­CO3. 
D. Hasil dan Analisis Pengamatan
1.      Hasil Pengamatan
Tabel 1.1  Pembuatan larutan 0,1 N HCl
V HCl
BJ HCl
Kadar HCl
X HCl
1 ml
1,19 g/ml
37 %
0,83 ml
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 1.2  Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax (Na2B4O7.10H2O)
Borax
V HCl
Perubahan warna
Awal
Proses
Akhir
0,4 gr
15 ml
Bening
Orange
Merah muda
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 1.3  Penentuan kadar Na2CO3
Na2CO3
V HCl
Perubahan warna
Awal
Proses
Akhir
5 gr
0,099 ml
Bening
Orange
Merah
Sumber : Laporan Sementara
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N
X      = (3,65 x V)/10 KL
= (3,65 x 1)/10 x 1,19 x 37%
= 0,83 ml
b. Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax (Na2CO3)
    
Jawab :
           = 0,00014
c. Penentuan kadar Na2CO3
Jawab :
                    
= 9,89%
E. Pembahasan dan Kesimpulan
     1. Pembahasan
Pada proses pembuatan larutan HCl, dengan menambahkan aquades ke dalam labu ukur sebelum HCl tersebut di masukkan ke dalam labu ukur. Labu tersebut terisi sedikit aquades untuk mengurangi reaksi eksotermis yang akan terjadi. Setelah itu di tambahkan akuades sampai titik tera dan kemudian mengocoknya sampai homogen. Standarisasi larutan HCl dengan (Na2B4O7.10 H2O), memasukan larutan (Na2B4O7.10 H2O) ke dalam beker gelas kemudian masukkan pada labu ukur baru di tambahkan akuades hingga titik tera. Lalu meyumbat 10 ml dan di masukkan ke dalam Erlenmeyer setelah itu di tambahkan indicator MO dan mentitrasinya dengan HCl setelah itu mengamati perubaham warna menjadi merah muda, sesegera mungkin kran buret ditutup.
Pembuatan larutan HCl, larutan ini akan di jadikan pelarut untuk membuat larutan berikutnya, untuk membuat larutan ini di butuhkan VHCl 1ml, Bj HCl 1,19 gr/ml, dan kadar HCl 37% sehingga di dapatkan HCl yang akan di gunakan untuk penitrasi adalah 0,83 ml.
        Standarisasi 0,1N HCl dengan borax, standarisasi ini dilakukan untuk mengetahui perubahan warna pada borax dengan mentitrasi HCl dan untuk mengetahui bahwa pelarut volume harus lebih besar dibandingkan zat yang terlarut, ini contoh nyatanya borax di titrasi dengan HCl akan berubah warna jika titrasi sudah mencapai 15 ml, artinya pada volume 15 ml HCl volume yang tepat untuk merubah warna borax.
2.    Kesimpulan
a.       Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari larutan.
b.      Untuk mengetahui konsentrasi larutan perlu dilakukan standarisasi.
c.       Perubahan wana menunjukkan keberhasilan melakukan stadarisasi dengan catatan zat pelarut jumlah volumenya lebih besar dari zat terlarut.
d.      Volume HCL pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan 0,1 N HCL adalah 0,83.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 2004. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1 Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.
David. W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga, Jakarta.
Drs. Mulyono HAM, M. Pd. 2008. Membuat Reagen Kimia. Bumi Aksara. Jakarta.
Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Yahya. 1999. kimia Organik. Rineka Cipta.  Jakarta.



0 comments:

Post a Comment