VI. PROTEIN DAN LEMAK
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Selain karbohoidrat polimer alam yang banyak di
temukan di kehidupan kita sehari-hari ialah protein dan lemak. Protein
merupakan makromolekul yang berlimpah di dalam sel. Sebanyak 50% atau lebih dari berat kering el merupakan
protein. Protein berperan penting bagi kelangsungan mahkluk hidup. Misalnya
protein sebagai unit struktural pada tubuh.
Protein merupakan
makromolekul yang disusun oleh polimer asam amino yang membentuk ikatan bersama
yaitu ikatan peptid,. Ikatan ini membentuk polipeptid. Protein memegang peranan
pentig dalam proses hidup. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel
hidup.
Lemak adalah ester
terbentuk antara gliserol dan asam lemak. Gliserol merupakan zat cair yang
tidak berwarna, netral, kental, dan rasanya manis.asam lemak adalah asam
karboksilat yang diperoleh atas hasil
hidrolisis suatu lemak atau minyak. Asam lemak terdiri dari dua jenis,
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
2. Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum acara VI. Protein dan Lemak adalah sebagai berikut :
a.
Memahami
salah satu sifat protein, yaitu denaturasi protein.
b.
Mengetahui
Kadar Lemak pada Sampel.
3.
Waktu dan tempat praktikum
Praktikum Protein dan Lemak ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 November 2012 pukul 07.00 – 09.30 WIB di Laboratorium
Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pusataka
Protein merupakan suatu zat makanan yang
amat penting bagin tubuh. Karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan –
bahan dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki
oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung mengandung pula fosfor,
belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga (Winarno,2004).
Protein adalah zat
yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup . Protein kebanyakan merupakan senyawa
yang amorph, tak berwarna, dimana ia tak mempunyai titik cair ataau titik didih
yang tertentu. Protein sangat cenderung mengalami beberapa bentuk perubahan
yang dinyatakan sebagai denitrasi (Hardjono,2005).
Bila protein
didihkan dalam asam atau basa encer atau bila mereka dikenai kerja enzim-enzim
spesifik dalam pencernaan molekul-molekulnya dihidrolisis menjadi asam-asam
amino, oleh karena itu protein erupa dengan pati dan selulosa, dalam arti
molekul-molekul merekadiri dari berulang molekul yang lebih sederhana
(Keenan,1998).
Lemak dan minyak
merupakan satu dari tiga kelas utama bahan makanan selain karbohidrat dan
protein. Lemak dan minyak sangat mirip satu sama lainnnya dengan
bermacam-macam kegunaanya yaitu untuk menggoreng, membuat adonan dan sebagai
pelengkap dalam pembuatan salad. Lemak dan minyak merupakan gugus karboksil dan
merupakan suatu ester dari gliserol (Scuetzh,1998).
Trigliserida
bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar
seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika
dididihkan dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH
atau NaOH) akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol.
Hidrolisis trigliserida dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam
lemak penyusunnya. Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh
dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian
ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas, trigliserida yang mengandung asam
lemak tidak jenuh cenderung mengalami autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara
dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi
ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak mengalami ketengikan (Andi Baso,
2008).
Akibat suatu
denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologik protein. Salah satu
penyebabnya adalah perubahan temperatur. Memasak putih telur merupakan
denaturasi yang non reversible (Fesenden, 1999).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
A. Alat
a. Tabung reaksi
b. Erlenmeyer
c. Pipet
d. Penjepit
B. Bahan
a.
Putih
telur
b.
Minyak
c.
Aquadest
d.
Alkohol
e.
Amonium
sulfat
f.
Phloroglucinol
g.
HCl
pekat
C. Cara
Kerja
a.
Kuagulasi
Protein
a.1. Melarutkan
putih telur dan aquadest, mengambil 1,5 ml putih telur, ditambah 1 ml aquades
kemudian memanaskannya dalam tabung reaksi dengan api kecil, lalu diamati
perubahan yang terjadi.
a.2. Mengambil 1,5 ml putih telur yang lain dan memasukkannya
dalam tabung reaksi, serta menambahkan
alkohol dengan pipet tetes, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
a.3. Mengambil 1,5 ml yang lain dan memasukkannya dalam tabung
reaksi, serta menambahkan larutan amonium sulfat jenuh pada suhu kamar. Lalu
mengamati perubahan yang terjadi.
b.
Uji
kreis
b.1. Mencampurkan 10 ml sampel (jlantah) dengan 10 ml phloroglucinol 0,1%
dalam eter dan 10 ml HCl pekat. Mengocoknya hingga homogen selama 20 detik.
b.2. Melihat terbentuknya warna merah muda yang menunjukkan terbentuknya
malonaldehid.
b.3.
Membandingkan dengan aroma tengik yang tercium secara organoleptik.
D.
Hasil dan Analisis Pengamatan
1.
Koagulasi Protein
Tabel 6.1 Pengamatan Denaturasi Protein
Percobaan
|
Denaturasi
|
I.
Dipanaskan
|
Warna Awal : Putih Bening
|
Warna Proses: Putih Keruh
|
|
Warna Akhir : Putih Susu
|
|
Bau : Amis
|
|
Terjadi endapan
|
|
II.
Ditambahkan Alkohol
|
Warna Awal : Putih Bening
|
Warna Proses : Putih Keruh
|
|
Warna Akhir : Putih Keruh
|
|
Bau : Alkohol
|
|
Terjadi endapan
|
|
III.
Ditambahkan Amonium Sulfat
|
Warna Awal : Putih Bening
|
Warna Proses : Putih Bening
|
|
Warna Akhir : Putih Bening
|
|
Bau : Amis
|
|
Terdapat endapan
|
Sumber : Laporan sementara
2. Uji Kreis
Tabel 6.2
Pengamatan Uji Kreis
Percobaan
|
Keterangan
|
10 ml jlantah +
10 ml phlorogucium + 10 ml hcl
|
Warna
Awal : Cokelat pekat
|
Warna Proses :
Kuning
|
|
Warna Akhir :
Atas = Cokelat Pekat, Bawah = Cokelat Bening
|
|
Bau : Menyengat/Tajam
Terjadi endapan
|
Sumber : Laporan Sementara
E. Pembahasan dan
Kesimpulan
1. Pembahasan koagulasi protein
Protein adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Untuk mengetahui
salah satu sifat protein, yaitu koagulasi protein, kita menggunakan sampel
putih telur. Pada percobaan in kita memberikan 3 perlakuan pada larutan putih
telur. Disini kita mengamati apakah terjadi koagulasi dan endapan atau tidak.
Koagulasi adalah proses pengendapan atau pemisahan partikel-partikel koloid
dengan medium pendispersinya.
Pada perlakuan
pertama, melarutkan putih telur dan air 1,5 ml kemudian memanaskan tabung reaksi dengan api kecil dan di beri
air . Sebelum dipanaskan putih telur berwarna bening. Warna proses, yaitu pada
saat dipanaskan, warnanya berubah menjadi putih keruh. Saat selesai dipanaskan
larutan tersebut berwarna putih keruh dan ada endapan berwana putih di dinding
tabung reaksi. Di sini terjadi koagulasi yang ditandai dengan adanya endapan di
dinding tabung reaksi.
Perlakuan kedua,
kita memanaskan 1,5 ml larutan putih telur ditambah 4 tetes alkohol, dan
ditambah 4 tetes aquades. Sebelum dipanaskan, putih telur berwarna putih
bening. Saat dipanaskan berubah warna menjadi putih keruh. Ketika selesai dipanaskan
dan ditambah 4 tetes alkohol, tetap berwarna putih keruh dan ada endapan
berwarna putih susu. Pada perlakuan ini terjadi proses koagulasi, yaitu
ditandai dengan adanya endapan berwarna putih susu ketika selesai dipanaskan.
Kemudian ketika pada sampel ditambahkan 4 tetes aquades, endapan dapat larut
kembali.
Perlakuan
ketiga, kita memanaskan 1,5 ml larutan putih telur ditambah 4 tetes amonium
sulfat ((NH4)2SO4),
dan ditambah 4 tetes aquades. Sebelum dipanaskan, larutan ini berwarna bening.
Baik saat dipanaskan maupun setelah
selesai dipanaskan, sampel tetap berwarna putih bening.
Setelah ditambah 4 tetes (NH4)2SO4 dan dipanaskan,
terlihat ada gumpalan berwarna putih susu/keruh. Dan ketika selesai dipanaskan,
gumpalan tersebut memisah ke permukaan. Gumpalan ini menunjukkan adanya
koagulasi.
Sedangkan putih telur yang ditambahkan alcohol
baunya seperti alkohol.
Warna awalnya putih bening, kemudian digojog warna prosesnya adalah putih keruh
dan warna akhir dari telur
tersebut masih putih keruh dan juga terdapat endapan. Lalu putih telur yang ditambahkan
ammonium sulfat baunya amis telur. Warna awalnya putih bening dan warna proses
sewaktu digojoj juga
putih bening dan warna akhirnya juga putih bening dan terdapat endapan pula.
Tujuan uji kreis ini
adalah menunjukkan adanya malonaldehid sebagai produk oksidasi lipid. Praktikum
uji kreis yang telah dilakukan, 10
ml sampel jelantah ditambah phlorogucinol
dan HCl pekat digojog dan hasilnya seperti tabel diatas. Warna awalnya cokelat pada bagian atas dan pada bagian
bawahnya bening. Lalu warna prosesnya menjadi keruh dan warna akhirnya pada
bagian atas cokelat pekat dan pada bagian bawah putih keruh. Dihasilkan juga
bau yang sangat menyengat.
2. Kesimpulan
a. Putih
telur yang dipanaskan mengalami
kerusakan protein.
b. Putih telur yang dipanaskan dan diberi ammonuim sulfat
berbau amis.
c. Putih telur yang diberi alkohol mempunyai bau seperti
alkohol pula.
d. Putih telur yang dipanaskan, diberi alkohol, dan ammonium
sulfat terdapat endapan.
e. Putih telur yang dipanaskan mempunyai warna putih seperti
susu, sedangkan yang diberi alkohol mempunyai warna putih keruh dan yang diberi
ammonium sulfat mempunyai warna putih bening.
f.
Tidak terbentuknya malonal dehide.
g.
Mempunyai
bau yang sangat menyengat.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden. 1999.
Kimia Organik jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Keenan. 1998. Kimia Untuk Universitas Jilid 2.
Erlangga Jakarta.
S.Hardjono.
2005. Kimia Organik UGM. Press.
Yogyakarta.
Scuetzh, H. 1998. A Short Course In Organik Chemistry.
Houghton Miffilin Company. Boston.
Winarno, F.G.2004.
Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia
Pustaka Umum. Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment