V.
KESETIMBANGAN KIMIA
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan
dinamis, karena dalam sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil
reaksi, dan sebaliknya. Ciri dari sistem kesetimbangan adalah adanya nilai
tertentu yang tidak berubah dengan berubahnya waktu. Le Chatelier menemukan
bahwa jika suatu sistem yang setimbang dikenai gangguan yang dapat mengubah
faktor-faktor yang menentukan kondisi kesetimbangan maka sistem akan bereaksi
sedemikian rupa meminimasi efek gangguan.
Pengetahuan tentang reaksi kesetimbangan ini
sangat penting, antara lain di bidang industri yang menggunakan reaksi kimia.
Karena di dalam reaksi kesetimbangan, reaksi dapat kita geser ke arah yang kita
inginkan. Kesetimbangan kimia juga diterapkan dalam industri di bidang
pertanian, yaitu dalam pembuatan amoniak dengan proses Haberbosch serta
pembuatan asam sulfat melalui proses kontak
Sifat koligatif
larutan pertama kali di teliti oleh Francois Marie Raolt, pada penelitiannya
Raolt melakukan percobaan terhadap beberapa pelarut, misalnya benzena dan asam
asetat yang jika dilarutkan ke dalam air titik beku larutan akan turun.menurut
Francois Marie Raolt ada empat hal yang merupakan sifat koligatif larutan,
yaitu penurunan tekanan uap,kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan
tekanan osmotik. Larutan merupakan campuran homogen yang
mempunyai sifat fisis berbeda-beda dengan pelarut dan zat terlarutnya.
2. Tujuan
Praktikum
Menentukan hukum
kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan.
3. Waktu
dan Tempat
Praktikum Kesetimbangan Kimia ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 November 2012 pukul 07.00 – 09.30 WIB di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Tetapan
kesetimbangan kimia merupakan suatu bilangan murni yang besarnya tergantung
pada suhu dan konsentrasi dalam keadaan standar yang digunakan untuk zat
terlarut ialah konsentrasi 1 M kecuali jika secara tegas dinyatakan bukan
demikian. Dalam hal khusus dimana jumlah eksponen konsentrasi pada numerator
atau pembilang dan jumlah eksponen itu pada denominator maka nilai k tidak
tergantung lagi pada pilihan kita mengenai konsentrasi baku ini (Rossenberg,
1998).
Kesetimbangan kimia adalah suatu sistem dimana dua
reaksi yang berlawanan terjadi
pada tingkat yang sama. Keadaan setimbang ini ditunjukkan dua panah,
sebagaimana diperhatikan dalam pasangan
berikut : 3H2 + 2 ¾ 2NH3. Pada
persamaan ini dapat ditandai bahwa
jumlah reaktan itu dapat sangat besar dan
jumlah koefisien kiri kanan sama. Jumlah
kesetimbangan tergantung dari bahan-bahan yang bereaksi, temperatur dan
konsentrasi pada saat reaksi dimulai (Keenan dan Bowman, 1998)
Jika pada sistem
kestimbangan di berikan suatu aksi maka sistem akan mengadakan reaksi sehingga
pengaruh aksi tersebut menjadi sekecil-kecilnya (Michael Purba,2006)
Kesetimbangan kelarutan terkait dengan
peristiwa pelarutan sebuah zat. Misalnya kita melarutkan garam ke dalam sebuah
gelas yang berisi air, pertama kita tambah 1 gram garam, dimasukan dan diaduk
dan garam larut. Jika kita tambahkan terus menerus, garam tidak larut lagi dan
kita katakan larutan lewat jenuh. (Anonim, 2010).
Jenis zat-zat terdapat
dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam kesetimbangan
hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap
dan nilainya telah terhitung dalam Kc. (Anonim, 2007)
Subjek kimia dapat dibagi menjadi dua
bagian utama, yaitu sistem kesetimbangan dan perubahan fisika atau kimia. Untuk
mengetahui bagaimana suatu perubahan itu berlangsung harus didasarkan pada
teori kesetimbangan. (Laider, 1998).
C. Alat, Bahan dan Cara
Kerja
1. Alat
a.
Tabung reaksi
b.
Gelas ukur
c.
Erlenmeyer
d.
Pipet
e.
Spektrofotometer
2. Bahan
a. Larutan
KCNS 0,002 M
b. Larutan
Fe(NO3)3 0,2 M
c. Aquades.
3. Cara
Kerja
a.
Menyediakan
5 tabung reaksi dan diberi label no 1-5, memasukkan 5 ml larutan KCNS 0,002 M
dalam masing-masing tabung dan pada
tabung 1 ditambahkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M. larutan ini
menjadi larutan standart.
b.
Memasukkan
larutan Fe(NO3)3 0,2 M 10 ml ke dalam gelas ukur , tuang ke dalam erlenmeyer
dan menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml, ini menjadi
larutan A.
c.
Mengambil
5 ml dari larutan A dan dimasukkan dalam tabung reaksi 2, serta mengambil 5 ml
lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan
menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml (larutan B).
d.
Mengambil
5 ml dari larutan B dan dimasukkan dalam tabung reaksi 3, serta mengambil 5 ml
lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan menambahkan aquades hingga volume
larutan menjadi 25 ml (larutan C).
e.
Mengambil
5 ml dari larutan C dan dimasukkan dalam tabung reaksi 4, serta mengambil 5 ml
lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan
mengambil 5 ml lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan menambahkan aquadest hingga volume larutan
menjadi 25 ml (larutan D).
f.
Mengambil
5 ml dari larutan D dan dimasukkan dalam tabung reaksi 5.
g.
Menentukan
konsentrasi larutan setiap tabung setiap tabung dengan spektrofotometer.
h. Mencari hubungan yang konstan antara
konsentrasi berbagai ion dalam keadaan setimbang dari masing-masing tabung
reaksi.
D. Hasil dan Analisis
Pengamatan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Absorbansi
Standar
Konsentrasi
(M)
|
Absorbansi(A°)
|
0
|
0
|
1,5
|
0,187
|
3
|
0,302
|
4,5
|
0,551
|
6
|
0,702
|
7,5
|
0,827
|
Sumber : Laporan sementara
Tabel 5.2 Absorbansi Larutan
standar
TABUNG
|
|
2(A°)
|
0,69
|
3(A°)
|
0,133
|
4(A°)
|
0,039
|
5(A°)
|
0,033
|
Sumber
: Laporan sementara
2. Analisis
Hasil Pengamatan
a. Persamaan
Garis Regresi :
a = 0,004
b = 0,112
X = 5
Y = a + bX
= 0,004 + 0,112 (5)
Y
= 0,564
= 0,56 ( 5 ; 0,56 )
Y =
a + bX
= 0,004 + 0,112 (4)
Y
= 0,452
= 0,45 ( 4 ; 0,45 )
Y =
a + bX
= 0,004 + 0,112 (3)
Y
= 0,34
= 0,34 ( 3 ; 0,34 )
Y
= a + bX
= 0,004 + 0,112 (2)
Y
= 0,228
= 0,23 ( 2 ; 0,23 )
b. Persamaan
Garis Absorbansi :
a = 0,004
b =0,112
Y =
a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,044)
Y
= 0,008928
= 0,009 ( 0,044 ; 0,009 )
Y =
a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,053)
Y
= 0,009936
= 0,010 ( 0,053 ; 0,010 )
Y =
a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,187)
Y
= 0,024944
= 0,025 ( 0,187 ; 0,025 )
Y =
a + bX
= 0,004 + 0,112 (0,719)
Y
= 0,84528
= 0,85 ( 0,719 ; 0,85 )
E. Pembahasan dan Kesimpulan
1. Pembahasan
Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat
hasil reaksi ( produk ) dapat
bereaksi kembali membentuk zat-zat semula ( reaktan ). Jadi reaksi berlangsung dua arah ( reversibel ). Kesetimbangan kimia
adalah suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah
terhadap waktu/tidak ada perubahan didalam reaksi tersebut.
Acara V ini dilakukan untuk
mengetahui hukum dan tetapan kesetimbangan kimia. Dalam percobaan kesetimbangan
kimia ini menggunakan 5 tabung reaksi yang di dalamnya masing-masing diberi 5
ml larutan KCNS 0,002 M. Dari
pecobaan praktikum dapat disimpulkan bahwa ternyata besarnya nilai
absorbansi tidak sama, nilainya cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi dari masing-masing tabung dimana dari tabung 2 sampai 5
telah mengalami pengenceran. Semakin kecil konsentrasinya maka nilai
absorbansinya juga makin kecil pula.
Mendapatkan nilai konsentrasi setelah pengenceran yaitu dengan membandingkan antara
konsentrasi awal dikalikan volume awal dan volume setelah pengenceran. Konsentrasi setiap reaktan dan reaksi selalu berbeda.
2. Kesimpulan
a.
Faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan adalah konsentrasi dan volume.
b.
Larutan jika diencerkan
maka konsentrasinya akan lebih kecil.
c.
Warna pada larutan
dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dan nilai absorbansinya.
d.
Jika semakin besar
konsentrasinya maka akan semakin besar pula nilai absorbansinya.
e. Nilai
absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2009. http://wikipedia/kesetimbangan.
Diakses pada hari minggu 10 Desember 2012
Keenam,
Wood dan Bull Browman. 1998. Fundamental of College Chemistry.
University
of Tenessa. New York.
Laider, K.J. 1998. Principle of Chemistry.
Harcount and Barce and and World Inc. New York.
Rossenberg, J. 1998. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment