Saturday, December 7, 2013

V. KESETIMBANGAN KIMIA

V. KESETIMBANGAN KIMIA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya. Ciri dari sistem kesetimbangan adalah adanya nilai tertentu yang tidak berubah dengan berubahnya waktu. Le Chatelier menemukan bahwa jika suatu sistem yang setimbang dikenai gangguan yang dapat mengubah faktor-faktor yang menentukan kondisi kesetimbangan maka sistem akan bereaksi sedemikian rupa meminimasi efek gangguan.
Pengetahuan tentang reaksi kesetimbangan ini sangat penting, antara lain di bidang industri yang menggunakan reaksi kimia. Karena di dalam reaksi kesetimbangan, reaksi dapat kita geser ke arah yang kita inginkan. Kesetimbangan kimia juga diterapkan dalam industri di bidang pertanian, yaitu dalam pembuatan amoniak dengan proses Haberbosch serta pembuatan asam sulfat melalui proses kontak
Sifat koligatif larutan pertama kali di teliti oleh Francois Marie Raolt, pada penelitiannya Raolt melakukan percobaan terhadap beberapa pelarut, misalnya benzena dan asam asetat yang jika dilarutkan ke dalam air titik beku larutan akan turun.menurut Francois Marie Raolt ada empat hal yang merupakan sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap,kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Larutan merupakan campuran homogen yang mempunyai sifat fisis berbeda-beda dengan pelarut dan zat terlarutnya.
2.    Tujuan Praktikum
Menentukan hukum kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan.
3.    Waktu dan Tempat
Praktikum Kesetimbangan Kimia ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 November 2012 pukul 07.0009.30 WIB di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.


B. Tinjauan Pustaka
Tetapan kesetimbangan kimia merupakan suatu bilangan murni yang besarnya tergantung pada suhu dan konsentrasi dalam keadaan standar yang digunakan untuk zat terlarut ialah konsentrasi 1 M kecuali jika secara tegas dinyatakan bukan demikian. Dalam hal khusus dimana jumlah eksponen konsentrasi pada numerator atau pembilang dan jumlah eksponen itu pada denominator maka nilai k tidak tergantung lagi pada pilihan kita mengenai konsentrasi baku ini (Rossenberg, 1998).
Kesetimbangan kimia adalah suatu sistem dimana dua reaksi            yang berlawanan terjadi pada tingkat yang sama. Keadaan setimbang            ini ditunjukkan dua panah, sebagaimana diperhatikan dalam pasangan  berikut : 3H2 + 2 ¾ 2NH3. Pada persamaan ini dapat ditandai bahwa  jumlah reaktan itu dapat sangat besar dan jumlah koefisien kiri kanan sama. Jumlah kesetimbangan tergantung dari bahan-bahan yang bereaksi, temperatur dan konsentrasi pada saat reaksi dimulai (Keenan dan Bowman, 1998)
Jika pada sistem kestimbangan di berikan suatu aksi maka sistem akan mengadakan reaksi sehingga pengaruh aksi tersebut menjadi sekecil-kecilnya (Michael Purba,2006)
Kesetimbangan kelarutan terkait dengan peristiwa pelarutan sebuah zat. Misalnya kita melarutkan garam ke dalam sebuah gelas yang berisi air, pertama kita tambah 1 gram garam, dimasukan dan diaduk dan garam larut. Jika kita tambahkan terus menerus, garam tidak larut lagi dan kita katakan larutan lewat jenuh. (Anonim, 2010).
Jenis zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap dan nilainya telah terhitung dalam Kc. (Anonim, 2007)
Subjek kimia dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sistem kesetimbangan dan perubahan fisika atau kimia. Untuk mengetahui bagaimana suatu perubahan itu berlangsung harus didasarkan pada teori kesetimbangan. (Laider, 1998).


C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1.      Alat
a.       Tabung reaksi
b.      Gelas ukur
c.       Erlenmeyer
d.      Pipet
e.       Spektrofotometer
2.      Bahan
a.       Larutan KCNS 0,002 M
b.      Larutan Fe(NO3)3 0,2 M
c.       Aquades.
3.      Cara Kerja
a.       Menyediakan 5 tabung reaksi dan diberi label no 1-5, memasukkan 5 ml larutan KCNS 0,002 M dalam  masing-masing tabung dan pada tabung 1 ditambahkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M. larutan ini menjadi larutan standart.
b.      Memasukkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M 10 ml ke dalam gelas ukur , tuang ke dalam erlenmeyer dan menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml, ini menjadi larutan A.
c.       Mengambil 5 ml dari larutan A dan dimasukkan dalam tabung reaksi 2, serta mengambil 5 ml lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer  dan menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml (larutan B).
d.      Mengambil 5 ml dari larutan B dan dimasukkan dalam tabung reaksi 3, serta mengambil 5 ml lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer dan menambahkan aquades hingga volume larutan menjadi 25 ml (larutan C).



e.       Mengambil 5 ml dari larutan C dan dimasukkan dalam tabung reaksi 4, serta mengambil 5 ml lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer  dan mengambil 5 ml lagi dan dimasukkan dalam erlenmeyer  dan menambahkan aquadest hingga volume larutan menjadi 25 ml (larutan D).
f.       Mengambil 5 ml dari larutan D dan dimasukkan dalam tabung reaksi 5.
g.      Menentukan konsentrasi larutan setiap tabung setiap tabung dengan spektrofotometer.
h.      Mencari hubungan yang konstan antara konsentrasi berbagai ion dalam keadaan setimbang dari masing-masing tabung reaksi.















D. Hasil dan Analisis Pengamatan
1.      Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Absorbansi Standar
Konsentrasi (M)
Absorbansi(A°)
0
0
1,5
0,187
3
0,302
4,5
0,551
6
0,702
7,5
0,827
Sumber : Laporan sementara
Tabel 5.2 Absorbansi Larutan standar
TABUNG
2(A°)
0,69
3(A°)
0,133
4(A°)
0,039
5(A°)
0,033
Sumber : Laporan sementara
2.      Analisis Hasil Pengamatan
a.       Persamaan Garis Regresi :
a      = 0,004
b      = 0,112
X     = 5
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (5)
Y     = 0,564
        = 0,56 ( 5 ; 0,56 )
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (4)
Y     = 0,452
        = 0,45 ( 4 ; 0,45 )
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (3)
Y     = 0,34
        = 0,34 ( 3 ; 0,34 )
Y    = a + bX
       = 0,004 + 0,112 (2)
Y    = 0,228
       = 0,23 ( 2 ; 0,23 )
b.      Persamaan Garis Absorbansi :
a     = 0,004
b     =0,112
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (0,044)
Y     = 0,008928
        = 0,009 ( 0,044 ; 0,009 )
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (0,053)
Y     = 0,009936
        = 0,010 ( 0,053 ; 0,010 )
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (0,187)
Y     = 0,024944
        = 0,025 ( 0,187 ; 0,025 )
Y     = a + bX
        = 0,004 + 0,112 (0,719)
Y     = 0,84528
        = 0,85 ( 0,719 ; 0,85 )









E.  Pembahasan dan Kesimpulan
1.      Pembahasan
Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi ( produk ) dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat semula ( reaktan ). Jadi reaksi berlangsung dua arah ( reversibel ).  Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu/tidak ada perubahan didalam reaksi tersebut.
Acara V ini dilakukan untuk mengetahui hukum dan tetapan kesetimbangan kimia. Dalam percobaan kesetimbangan kimia ini menggunakan 5 tabung reaksi yang di dalamnya masing-masing diberi 5 ml larutan KCNS 0,002 M. Dari pecobaan praktikum dapat disimpulkan bahwa ternyata besarnya nilai absorbansi tidak sama, nilainya cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh perbedaan konsentrasi dari masing-masing tabung dimana dari tabung 2 sampai 5 telah mengalami pengenceran. Semakin kecil konsentrasinya maka nilai absorbansinya juga makin kecil pula.
Mendapatkan nilai konsentrasi setelah pengenceran yaitu dengan membandingkan antara konsentrasi awal dikalikan volume awal dan volume setelah pengenceran. Konsentrasi setiap reaktan dan reaksi selalu berbeda.
2.      Kesimpulan
a.       Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah konsentrasi dan volume.
b.      Larutan jika diencerkan maka konsentrasinya akan lebih kecil.
c.       Warna pada larutan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dan nilai absorbansinya.
d.      Jika semakin besar konsentrasinya maka akan semakin besar pula nilai absorbansinya.
e.       Nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasinya.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http://wikipedia/kesetimbangan. Diakses pada hari minggu 10 Desember 2012
Anonim. 2010. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada hari minggu 10 Desember pukul 18.50.
Keenam, Wood dan Bull Browman. 1998. Fundamental of College Chemistry. University of  Tenessa. New York.
Laider, K.J. 1998. Principle of Chemistry. Harcount and Barce and and World Inc. New York.
Rossenberg, J. 1998.  Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.



0 comments:

Post a Comment